Kamis, 30 Mei 2024

WWF 2024 Sumbang Rp. 899 Milliar untuk Bali

             JAKARTA - World Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 menjadi momentum penting untuk membahas solusi bersama atas krisis air global dan mendorong pengelolaan air yang adil dan merata.

"Forum ini merupakan kesempatan bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman, inovasi, serta solusi dalam pengelolaan dan pemeliharaan sumber daya air terutama dampak dari perubahan iklim yang semakin nyata," kata Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Mohammad Zainal Fatah, dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Forum ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, swasta, NGO, dan masyarakat sipil, untuk berkolaborasi dalam mencari solusi inovatif dan berkelanjutan.

Salah satu contoh nyata dari upaya konservasi sungai yang akan ditampilkan dalam WWF ke-10 adalah Program Citarum Harum. Program ini telah berhasil mengembalikan kualitas air Sungai Citarum yang tercemar selama bertahun-tahun. Citarum Harum menjadi showcase bagaimana kolaborasi multi-pemangku kepentingan dan komitmen politik yang kuat dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.

"Program Citarum Harum yang dilaksanakan sejak 2018 merupakan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas air Sungai Citarum. Pada World Water Forum ke-10 yang akan datang sudah dicanangkan Citarum Harum sebagai contoh (showcase) keberhasilan pengelolaan air," kata Asisten Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), M Saleh dalam keterangan tertulis, Senin (13/5/2024).

WWF ke-10 juga menjadi momentum untuk mendorong pengelolaan air yang adil dan merata di seluruh dunia. Akses terhadap air bersih dan sanitasi masih menjadi tantangan besar bagi banyak masyarakat, terutama di negara-negara berkembang. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan komitmen dan aksi nyata untuk memastikan akses air bersih dan sanitasi yang aman bagi semua orang.

Selain fokus pada isu lingkungan, World Water Forum ke-10 juga diprediksi membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi Bali. Diperkirakan forum ini akan menghasilkan transaksi bisnis senilai Rp 899 miliar dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga diharapkan menjadi dampak positif dari penyelenggaraan forum ini.

"World Water Forum 2024 berpotensi menyumbang senilai Rp 899 miliar untuk sektor pariwisata dan ekonomi lokal provinsi Bali," ujar Sandiaga Uno, dikutip Senin (13/5/2024).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memprediksi, akan ada 50.000 wisatawan yang berdatangan dari dalam dan luar negeri menuju Bali ketika WWF berlangsung. Hal ini dapat berdampak positif terhadap pendapatan para pebisnis lokal di sektor pariwisata sekaligus mendongkrak perekonomian setempat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memanfaatkan World Water Forum ke-10 untuk meluncurkan dua program baru, yaitu Program Sanitasi Desa dan Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pedesaan. Kedua program ini bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat di pedesaan.

"Pamsimas dan Sanimas merupakan program yang berperan penting bagi sanitasi dan ketersediaan air bersih di lingkungan masyarakat," tulis keterangan PUPR seperti dikutip dari akun Instagram resminya @kemenpupr, Senin, 13 Mei.

World Water Forum ke-10 di Bali diharapkan menjadi titik balik dalam upaya global untuk mencapai ketahanan air dan pengelolaan air yang adil dan merata. Kolaborasi dan komitmen dari semua pihak sangatlah penting untuk mewujudkan masa depan air yang lebih lestari dan sejahtera bagi seluruh umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suksesnya Festival Puisi Esai Jakarta 2023

     JAKARTA - Festival Puisi Esai Jakarta 2023 sukses menyajikan perayaan untuk perkembangan puisi esai di Indonesia dan kawasan ASEAN. Ac...